RAHASIA ALTAR Eps. 1

SPIRITUAL ADVENTURE SPECIAL THE MOVIE
RAHASIA ALTAR eps. 1
Kuhirup lekat- lekat aroma itu.Baunya seperti kayu, bagaimana tidak karena minyak itu memang minyak gaharu.Minyak kental berwarna kuning kemerahan yang diperoleh dengan menyuling batang kayu gaharu itu, tak luput selalu berada di saku bajuku.Untuk beberapa alasan, aku sengaja membawanya kemanapun aku pergi.Minyak yang terbilang cukup sulit menemukan yang asli itu, selalu aku gunakan setiap hari untuk beberapa keperluan.Entah pagi, siang, atau malam aku selalu mengoleskannya ke beberapa koleksi vessel yang aku miliki.Mau tak mau setelah menggunakan minyak gaharu jari- jariku pun selalu berbau kayu.Pada awalnya aku membenci bau ini, karena aromanya membuatku mual dan pusing.Selain itu, setelah aku menggunakan minyak ini untuk dioleskan pada sesuatu, selalu saja menyisakan bau menyengat di jariku. 
Meskipun sudah setengah jam aku cuci pakai sabun mandipun, baunya masih saja setia melekat kuat di jariku. Kemudian saat aku ingin makan, selalu saja aroma kuat kayu gaharu itu ikut tercium juga oleh hidungku sehingga menyebabkan nafsu makanku menurun.Bagaimana tidak, saat aku makan ayam bakar yang aromanya gurih khas ayam jadi berubah aroma kayu.Serasa aku memakan ayam bakar bercampur minyak gaharu.Yaah, namun karena tuntutan profesi akhirnya sekarangpun aku jadi terbiasa dan selalu menikmati aroma kayu gaharu.Minyak gaharu ini, sudah menemaniku selama tiga bulan, dan selama tiga bulan itupun aku semakin terbiasa dan menikmati baunya.
Kulirik secarik kertas yang berada di depanku.
1. Dark Dragon
2. Red Dragon
3. Omyang Jagad
4. Wraith
5. Golden barong
6. Nymph
7. Succubus
“aaah, lumayan juga kerjaan malam ini. Ada tujuh spirit yang harus aku wawancarai”, batinku.
“jika sekarang sudah pukul 19.00, jika masing- masing spirit perlu waktu minimal tiga puluh menit, maka setidak- tidaknya baru akan selesai tiga setengah jam lagi yang artinya jam setengah sebelas malam, belum waktu untuk menjelaskan kepada pemahar tentang spirit yang ia peroleh. Wah bisa tengah malam nih”, aku menggaruk kepalaku walaupun tidak terasa gatal
“aah aku harus bergegas”, kumantabkan niat
Segera ku oleskan minyak gaharu ke pergelangan tangan kiri, leher kiri, titik ajna, dan di kedua daun telinga. Baunya, hemmmb sungguh menyengat. Lalu kututup kedua mataku dan mulai meditasi.
“mbah Wisa, master Lava, dindaelsha, dan empat jendral datanglah kehadapanku”
Dan dalam sekejap satu per satu dari rekan ghaibku muncul. Yang pertama adalah mbah Wisa. Berwujud kera besar dengan rambut hitam yang lebat menutupi seluruh tubuhnya. Auranya berwarna biru api dan memancar seperti api yang keluar dari dalam tubuhnya, sangat kontras dengan warna rambutnya. Taringnya besar, mencuat keluar dari bibirnya. Wajahnya terlihat lebar dan gagah, tapi kalem karena memang tipe white spirit. Matanya terlihat mencolok berwarna merah, namun dengan pandangan yang meneduhkan. Mbah Wisa bertelanjang dada/ tidak memakai baju, jadi hanya memakai celana komprang saja khas jawara tempo dulu. Tangan dan dadanya terlihat kekar, karena mbah Wisa bertarung dengan serangan fisik secara langsung. Yang kedua adalah master Lava. Berwujud seperti manusia, lengkap dengan kepala, leher, dada, perut, kedua tangan dan kaki. Bedanya hanya master Lava ini hanya tinggal tulangnya saja alias tengkorak. Auranya berwarna hijau lumut, tipis tapi kuat dan tajam karena memang tipe dark spirit. Dia membawa tongkat karena serangan utamanya melalui sihir. Tatapan matanya tajam dan terlihat merendahkan atau menghina. Yaah, karakternya memang begitu, menyerang dengan strategi dan mencari kelemahan lawan. Dia lihai sekali menyerang mental dan kejiwaan. Setiap dia tertawa, senyumnya seperti menyembunyikan sesuatu, yang seolah- olah berkata, “lihat saja nanti, hehe”. 
Yang ketiga adalahdinda elsha. Berwujud wanita cantik dengan baju warna merah khas india. Di tangannya terlukis indah pola- pola keilmuan dengan sesuatu yang jika di dunia manusia disebut mahendi. Senyumnya manis, wajahnya cantik, kulitnya putih bersih. Giginya yang putih bersih berbaris rapi seperti bulir- bulir beras, nampak sangat menarik dan kontras dengan bibirnya yang terlihat merah segar seperti warna buah tomat. lehernya yang jenjang tertutup selendang, menunjukkan sedikit warna kulit lehernya yang bersih. Badannya bagus, dengan tinggi sedang (mungkin kisaran 160 cm) dan terlihat padat menarik. Setiap dia datang, bau harum bunga lavender pasti tercium di atmosfer sekitarku. Dia sengaja ku panggil dengan “dinda”, karena dia spirit wanita pertama yang ku miliki, dengan penampilan yang terkesan mewah, anggun, dan good looking. Yang keempat adalah Empat Jendral. Khodam asli bawaan keilmuan yang diikat dengan perjanjian darah. Keempat jendral ini bertubuh tegap dan gempal serta berbadan tinggi, berkumis tebal dengan pelindung berupa baju zirah. Masing- masing jendral diikuti oleh ribuan pasukan, yang jika sedang berbaris panjangnya mencapai satu kilo meter. Ketika mereka bergerak, derap kakinya menggetarkan udara sekitar sehingga sangat terasa sangat kuat getaran energinya. Empat Jendral inilah khodam yang paling lama mengikutiku dan membantu segala keperluanku.
“Mbah Wisa, master Lava, dinda elsha, seperti biasanya kawal aku melintasi dunia ghaib, sedangkan empat jendral bantu aku untuk membuat portal.
setelah membagi tugas, kemudian aku memanggil mbah maung dan mbah sanca. Seperti namanya, mbah maung merupakan macan putih sebesar sapi dewasa. Mbah maung merupakan khodam yang datang sendiri, sama seperti mbah sanca. Mbah sanca sendiri merupakan sosok ular besar dengan diameter hampir dua meter dan panjang lebih dari dua puluh meter. Mbah sanca agak berbeda dengan mbah maung karena mbah sanca mampu mewujud ke dalam bentuk manusia, sedangkan mbah maung belum bisa. Saat mbah sanca berwujud manusia, dia merupakan sesosok kakek- kakek dengan badan tegap dan kokoh. Mbah sanca memakai pakaian adat jawa seperti dalang, karena memang mbah sanca asli jawa. Aku memperoleh mbah sanca saat berkemah di gunung Raung, Malang. Kekuatannya sangat cukup untuk membuat jin liar gemetar ketakutan, bahkan sampai ada yang menangis minta ampun saking takutnya melihat sosok mbah sanca.
“mbah sanca, seperti biasa tolong bantu aku untuk menjaga rumah dan orang- orang di dalamnya dari gangguan jin nakal selama aku tidak di rumah. Kalau ada jin nakal mendekati rumah, suruh dia menjauh. Kalau tidak mau menjauh dan tetap nakal ya langsung makan saja”, kataku pada mbah sanca
“mbah maung, seperti biasa tolong jaga tubuhku dari gangguan jin nakal yang mendekati tubuhku selama aku jalan- jalan. Kalau ada jin nakal mendekat langsung makan saja”, kataku pada mbah maung”
“rencananya aku akan memasang pagar api dan angin seperti biasa, mbah maung ada di luar pagar saja. Pagar ini aku pasang kalau- kalau jin yang datang jumlahnya banyak dan mbah maung kewalahan. Sementara ini belum aku aktifkan ya mbah, tapi nanti aku sisakan sedikit kesadaranku untuk mengaktifkan api dan anginnya seandainya ada jin yang sudah sangat dekat dengan tubuhku”, kataku kemudian
Mereka berdua mengangguk, kemudian bergerak sesuai dengan tugasnya masing- masing. Mbah sanca kulihat sedang melingkari seluruh rumah dengan kepala tegak menghadap ke depan. Kepalanya berada di atas genting, sehingga dia bisa melihat kalau- kalau ada jin yang datang dari belakang maupun samping. Sedangkan mbah maung kulihat sedang berjalan santai mengelilingi tubuhku, kemudian duduk manis di belakang punggungku. Kalau sedang duduk begini terlihat lucu sekali, kawaii seperti kucing rumahan seandainya aku mengabaikan ukuran tubuhnya yang sebesar induk sapi. Setelah aku menguasai jurus mata batin, rasa- rasanya aku bisa melihat ke arah manapun tanpa terhalang tubuh kasarku dan dalam kondisi kedua mataku yang sedang terpejam. 
Setelah membagi tugas kepada semuanya, kemudian aku berdoa kepada Tuhanku Yang Maha Esa dan Maha Kuasa. Aku berdoa, memohon izin tuhan untuk melihat duniaNYA yang ghoib. Tanpa izin Tuhan, tidak mungkin aku bisa menemukan dunia ghoibNYA, karena ghoib itu sendiri berarti tidak kelihatan atau tersembunyi.
Setelah berdoa, kulanjutkan dengan membuat portal atau shortcut menuju realm yang ku tuju. Untuk destinasi pertama ini aku menuju realmnya dark dragon. Dalam sekali hentak, muncullah lubang seperti blackhole di depanku. Perlahan, lubang itu membesar dan semakin besar hingga aku bisa masuk ke dalamnya. Badanku seperti tersedot dan bergerak sangat cepat, hingga kemudian aku keluar di seberang portal. Begitu sampai di luar, baru saja menginjakkan kaki di tanah, aku dikagetkan dengan sosok dragon yang menggeram hebat. Cepat- cepat ku panggil rekan- rekanku dan dalam sekejab mata mereka hadir di dekatku. Mbah Wisa ada di samping kanan, elsha ada di samping kiri, dan master Lava melayang dalam posisi bersila di depanku. Aku baca beberapa doa penunduk, sehingga dragon itu bisa ku ajak bicara. Dragon ini berukuran besar, sebesar rumah dengan ukuran 8 x 8 meter. Warnanya abu- abu, namun memancarkan aura kegelapan yang kuat. Tubuhnya diselimuti oleh sejenis aura hitam yang membuatku merinding berada di dekatnya. Kepalanya besar dan seperti tertutup oleh perisai besi. Sayapnya tipis dan lebar, kemudian ada beberapa lubang, entahlah aku tidak yakin apakah itu lubang atau noktah hitam. Tidak menunggu lama, aku mulai mewawancarainya.
“wahai dark dragon yang ada di depanku, bisakah kamu aku ajak bicara”, tanyaku. Kemudian dragon itu menoleh, lalu menundukkan kepalanya di depanku. Masih dengan nafas yang menggeram dan suara yang tertahan, dia menjawab
“ada keperluan apa kamu datang kemari”, suaranya berat dan nampak mengerikan. Dari suaranya aku tau kalau spirit ini berjenis kelamin laki- laki.
“aku sedang mencari spirit dari ras kamu untuk aku jodohkan dengan manusia. Tugasnya adalah mendampingi manusia, membantu segala hajad hidupnya dan bersama- sama beribadah kepada Tuhan”, jawabku dengan lantang
“ya, aku bersedia”, jawabnya
“lalu apa yang kudapat?”, tanyanya kemudian
“yang kamu dapat adalah pahala dari Tuhan. Tuhan yang menciptakan aku dan kamu. Tuhan yang menciptakan segala yang ada di duniaku dan duniamu.”, jawabku
“apa itu pahala? siapa itu Tuhan? jika aku ingin ikut manusia maka aku hanya ingin untuk menyesatkannya, ha ha ha ha”, dia tertawa dengan sombongnya
“aku akan menghisap darahnya perlahan hingga ia mudah sakit”, lanjutnya
“wahai dragon, aku hanya mencari spirit yang mau mematuhi persyaratanku. Jika kamu tidak mau maka pergilah, aku akan mencari yang lain”, jawabku
“tunggu dulu, urusanmu belum selesai denganku. Lalu bagaimana kesepakatan kita tadi?”
“tidak ada kesepakatan diantara kita wahai dragon. Jika dirimu memang menginginkan kesesatan maka carilah manusia lain, aku tidak mengizinkanmu untuk mengikutiku dan kawan- kawanku”, jawabku
“berani sekali kamu mengusirku. Apa kamu berani melawanku?”, dia mulai menggeram. Dari mulutnya mulai nampak cahaya yang hetidak keluar. Entah apa itu aku tak tau, cuma aku punya firasat yang tidak enak
“aku tidak takut padamu wahai dragon, karena aku punya Tuhan bersamaku. Majulah, akan ku bakar kau sampai habis jadi abu”, 
jawabku kemudian aku mulai membaca doa agni. Dalam sekejap kedua tanganku sudah menggenggam api yang siap ku lempar jika sewaktu- waktu jin ini menyerang. Nampaknya Tuhan masih melindungiku. Dragon ini mundur perlahan kemudian menghilang dalam asap.
Karena malas mencari lagi, aku kemudian merapat jurus pemanggil. Aku niatkan untuk memanggil salah satu dari spirit dark dragon terdekat yang ada di situ. Aku mulai menahan nafas dan membaca, kemudian aku menghantakkan kakiku ke tanah. Tak berselang lama, ada dragon lagi yang mendekat. Tak menunggu lama, aku mulai mewawancarainya.
“wahai dark dragon yang ada di depanku, bisakah kamu aku ajak bicara”, tanyaku.
“ya tentu”, jawabnya dengan anggun. Dari suaranya sepetinya kali ini berjenis kelamin wanita
“aku sedang mencari spirit dari ras kamu untuk aku jodohkan dengan manusia. Tugasnya adalah mendampingi manusia, membantu segala hajad hidupnya dan bersama- sama beribadah kepada Tuhan”, jawabku dengan lantang
“ya, aku bersedia”, jawabnya
“lalu apa yang kudapat?”, tanyanya kemudian
“yang kamu dapat adalah pahala dari Tuhan. Tuhan yang menciptakan aku dan kamu. Tuhan yang menciptakan segala yang ada di duniaku dan duniamu.”, jawabku
“ya aku bersedia”, jawabnya lagi
“oke kalau kamu bersedia, ada beberapa syarat yang aku ajukan. Tapi nanti saja di rumahku. Silahkan ikut aku kembali ke duniaku”, ajakku padanya, kemudian aku menuju portal dan bersiap untuk pulang. Si dragon terbang mengikutiku dari belakang. 
“sepertinya dragon ini baik, walaupun auranya hitam/dark”, batinku
Seampainya di rumah, aku melanjutkan proses wawancaraku
“wahai dragon, aku ingin kamu selalu mendampingi mastermu. Datang saat di panggil, kapanpun dan dimanapun mastermu memanggil. Ajak mastermu untuk beribadah dan semakin mendekatkan diri pada Tuhan. Bantulah mastermu dan mudahkan mastermu dalam memahami ajaran agama serta konsep- konsep tentang memiliki dan memperlakukan khodam sebagai teman hidup yang baik. Pengaruhi mastermu untuk selalu berbuat baik dan mampu menahan diri. Terakhir dan yang paling penting, patuhilah segala yang diperintahkan oleh mastermu. Apa kamu bersedia?” tanyaku
“ya, aku bersedia”, jawabnya kemudian
“baiklah jika kamu bersedia, sebagai tanda persetujuanmu, tolonglah berikan namamu padaku. Nama indah yang akan menjadi kunci untuk memanggilmu. Hanya mastermu yang akan mengetahuinya, atau orang lain dengan seizin mastermu. Siapapun yang memanggil nama ini berarti adalah mastermu, yang artinya berlaku perjanjian yang sama juga seperti yang telah kita sepakati bersama”, lanjutku
“LALA, itulah namaku”, jawabnya
“baiklah wahai dark dragon, mulai hari ini dan sepanjang mastermu masih hidup, kamu akan dipangguil Lala. Rumahmu adalah dalam vessel ini, dan mastermu akan memperlakukan serta merawatmu dengan baik layaknya seorang sahabat. Silahkan menuju vessel dibantu oleh mbah Wisa”
“mbah Wisa, bantu LALA menuju vesselnya”, kataku pada mbah Wisa yang dari tadi berdiri mematung memperhatikanku
“mbah Wisa kemudian berjalan diikuti oleh lala yang terbang dibelakangnya”
Ketika mereka baru saja mbah Wisa pergi, ternyata aku kedatangan tamu yang tak diu undang. Dialah dark dragon pertama yang aku usir dan hetidak ku bakar tadi di realmnya. Rupanya dia mengikutiku hingga ke rumah. Walaupun belum dekat rumah, aku sudah merasakan aura jahatnya, dan kali ini ternyata dia juga membawa rekannya sesama dark dragon. Mengetahui hal itu, mbah sanca aku minta untuk mundur ke belakangku. Aku ingin menghadapi sendiri, seperti apa kekuatan dari dark dragon ini. Kupersilahkan para tamu tak di undang itu untuk masuk ke rumah dan apa yang mereka lakukan?
Mereka menggerakkan hordeng kamarku
“kreeek kreeeek, kreeeek kreeeek”, begitulah suara hordeng kamar yang ditarik- tarik
“apa maumu?”, tanyaku pada mereka
“aku tidak terima jika dragon wanita itu yang kamu pilih”, jawabnya
“dia ku pilih karena mau beribadah kepada Tuhan, kenapa kamu yang sewot?”, jawabku
“pokoknya aku tidak terima”, gertaknya kemudian sambil menunjukkan deretan gigi- gigi tajamnya
“pergi!! kembali ke alammu. Aku hitung sampai tiga jika tidak maka kamu akan aku bakar”, bentakku
“coba saja”, dia bersiap menyerang
dan wuuuzzz, tembakan api ku luncurkan. Dalam sekejab mereka menghilang entah kemana. Entah menjadi abu, entah lari kembali ke alamnya/realmnya aku tidak tau dan tidak mau tau karena itu bukan urusanku. Aku telah memperingatkan dan ternyata mereka malah menantang. Yaah, namanya juga dark dragon, spirit hitam dengan aura hitam memang tak jarang punya kelakuan yang buruk.
Tak lama kemudian, mbah Wisa kembali dan mengatakan paket telah sampai tujuan dengan selamat. 
“Alhamdulillah, satu spirit telah selesai. Tinggal enam lagi”, ucapku bersyukur. Setelah itu kembali aku atur formasi, mbah sanca dengan posisinya semula, mbah maung juga dengan tugas awalnya.