(3) PENGALAMAN PERTAMA - Oktober 2006

PENGALAMAN PERTAMA
Oktober 2006
Karena keistimewaannya, maka makam Viona dijaga selama 40 hari penuh. Jujur aku sendiri tidak terlalu banyak bertanya kenapa seperti itu. Aku sempat bertanya detil alasannya kepada kakak perempuan Viona, namun kakaknya pun hanya menjawabnya secara singkat saja.
“ada beberapa hal yang kamu perlu tau dek”
“kami merupakan keturunan dari salah satu raja besar di jawa, oleh karena itulah kami semua memiliki gelar Rr (Raden Roro)”
“selain itu, karena dek Viona meninggal pada selasa kliwon yang menurut beberapa orang, lebih keramat bila dibandingkan dengan malam jumat kliwon”
“satu lagi, kalau kamu belum ngapa- ngapain dengan Viona artinya Viona meninggal dalam keadaan masih perawan. Itulah kenapa ada janur kuning melengkung di makamnya”, jelas kakak Viona
“ooo, ya ya”, jawabku
Itulah setidaknya tiga alasan kenapa mayat viona diperlakukan dengan istimewa.
Hari itu adalah hari senin 16 Oktober 2006.
Brrrtttt brrrrtttt, brrrrtt brrrrtttt
“ya halo?” aku mengangkat telponku yang dalam mode silent
“deek, ini ibuk”, suara di seberang pesawat telpon menjawab
“iyaa buuk, ada apa?”
“tadi malam adalah malam terakhir penjaga makam Viona tidur di kuburan. Paginya mereka pulang ke rumah masing- masing. Nah tadi sore ibuk ke makam karena mau ngirim bunga, dan ternyata ada banyak sesajen di makamnya Viona. Beberapa berupa kendi- kendi yang entah berisi apa. Lalu ada kembang setaman dan arang bekas membakar sesuatu. Ibuk kuatir dek, bisa tolong lihatkan apa yang terjadi? Ibuk kuatir Viona kenapa- kenapa”, suara di seberang bergetar menjelaskan
“iya buk, nanti saya cek apa yang telah terjadi sekaligus melihat kondisi makan Viona, ibuk tenang saja. Banyak berdoa ya buk?”, jawabku
“iyaa dek. Terimakasih yaa? Hati- hati selama di Surabaya”.
Klik. Telepon tersebut dimatikan
“ya Tuhan, ada apa lagi ini?”, aku menghela nafas
Belum juga tanah kuburan Viona kering, sudah ada yang mengadakan ritual di makamnya. Apa yang dikuatirkan keluarga ternyata menjadi kenyataan.Memang mayat yang istimewa dan langka, makanya banyak yang mengincar.
Segera ku ambil wudhu, lalu mengaji beberapa surat. Setelah terdengar panggilan untuk sholat isya, akupun segera melaksanakan apa yang menjadi kewajibanku. Setelah selesai sholat, aku duduk tepekur berdzikir sambil merenung.
“Apa yang harus kulakukan kali ini? Bagaimanakah caraku melihat kondisi Viona?Atau setidaknya melihat kondisi makam Viona? Aku berada di surabaya, sementara makamnya jauh ada di desa kami yang terpisah 4 jam perjalanan dengan kendaraan bermotor. Yaa, kami terpisah ratusan kilometer. Apa yang bisa kulakukan? Aku hanya menguasai cara menggunakan tenaga dalam saja”, aku berfikir keras mencari solusinya.
Aku memaksa otakku untuk berfikir keras, berusaha mengingat- ngingat materi apa saja yang telah diberikan oleh guruku. Aku memikirkan bagaimana caranya dengan ilmu apasaja yang aku sudah kuasai, aku dapat melakukan teknik- teknik penginderaan jarak jauh atau terawangan atau sebangsanya.
Aku kemudian teringat tentang teknik merasakan keberadaan energi makhluk halus. Aku keluarkan sejumlah kecil energi yang bersifat netral ke lingkungan. Karena makhluk halus juga merupakan energi, maka energi yang aku keluarkan akan terbentur dengan energi mereka dan kemudian yang selanjutnya terjadi adalah energiku akan memantul kembali padaku. Pantulan energi itulah yang kemudian aku tangkap kembali dan memunculkan gambaran makhluk halus yang ada di depanku (mirip- mirip dengan sonarnya kelelawar).
“apakah teknik ini bisa kugunakan untuk penginderaan jarak jauh?”
“yaah, tidak ada salahnya untuk dicoba”, aku berusaha meyakinkan diri karena tidak ada cara lain yang terfikirkan olehku
“kalau memang aku akan melepas sejumlah energi, maka aku akan memerlukan energi dalam jumlah yang sangat amat besar agar energiku bisa sampai ke makam Viona di desa karena mengingat kami terpisah jarak yang amat jauh”
“untuk mengumpulkan energi sebanyak itu, maka aku perlu meditasi untuk mengumpulkan energi alam. Juga dzikir agar aku selalu fokus selama mengumpulkan energi”
Akhirnya setelah aku yakin dengan apa yang aku lakukan, aku melakukan pemanasan sebentar supaya kaki- kakiku tidak kram saat meditasi dalam waktu yang lama. Kamudian, kugelar sajadahku di tepi tembok supaya meditasiku tidak mengganggu aktivitas teman- teman kos sekamar. Yaah maklum lah, satu kamar kami sewa untuk dihuni tiga orang agar menghemat biaya.
Aku mulai duduk dalam posisi half lotus. Aku mulai berdzikir dan recharge energi, berusaha mengumpulkan energi alam sedikit demi sedikit. Aku juga melakukan dua puluh jurus dengan gerakan halus untuk mempercepat prosesnya. Terus aku lakukan hingga aku merasakan tanganku bergetar hebat, badankupun ikut bergetar hebat.
“apakah ini tanda jurusku sudah siap aku lepaskan?”, aku bertanya- tanya dalam hati
“bismillah, dengan memohon izinMu Tuhanku, bantu aku untuk melihat kondisinya”, pintaku mantab kemudian aku lepas sejumlah besar energi yang dari tadi ku pertahankan dan tahan dalam tubuh.
Setelah semua energi ku lepas, aku mulai memfokuskan diri untuk menangkap energi yang kembali. Beberapa menit telah berlalu tanpa ada tanda apapun. Aku tetap berharap, semoga apa yang kulakukan benar.
Dan apa yang terjadi, samar- samar aku mulai melihat barisan batu nisan, kemudian pohon kamboja, lalu beberapa gundukan makam. Aku melihat kondisi sekitar makam Viona. Aku melihat ada dua orang yang melakukan ritual singkat di makamnya. Mereka melakukan dengan terburu- buru, terlihat dari salah satunya yang gelisah tengok kiri kanan. 
“apa yang mereka lakukan?”, batinku yang kemudian diikuti dengan adanya suara batin yang entah dari mana, maupun tak ku ketahui itu suara siapa
“mereka hanya orang yang minta nomer. Karena makan Viona dijaga selama empat puluh hari penuh, makanya tidak ada kesempatan bagi pemburu makam untuk beraksi. Karena sudah lebih dari empat puluh hari, makam Viona tidak lagi terlalu istimewa. Maka dari itu mereka yang datang ini hanya minta nomor togel. Jangan kuatir, makam Viona masih utuh tidak ada yang berubah maupun berkurang”, jawab suara asing itu
Entahlah, apakah aku bisa mempercayai suara itu atau tidak karena ini adalah pengalamanku mendengarkan suara seperti itu dengan sangat jelas. Dan ini juga pengalaman pertamaku melakukan penginderaan jarak jauh. Aku tak tau apakah yang kualami tadi hanya halusinasi atau benar apa yang terjadi. Namun karena tidak ada pilihan lain, maka aku memutuskan untuk mempercayai semua kejadian yang barusan terjadi.
“hati- hati, ada jin yang akan mengganggumu. Aku akan melindungimu”, suara itu tiba- tiba kembali dan mengagetkanku
“apa? Jin yang akan menggangguku? Siapa? Ah aku mungkin hanya kelelahan”, fikirku
Aku kemudian menyudahi meditasiku dan bangkit dari duduk. Bajuku telah basah oleh peluh, badankupun telah lengket dau bau karena keringatku. Rasa lelah terasa amat sangat menggigit hingga otot- ototku. Letih yang teramat sangat membuat badanku loyo.Kulihat kedua temanku telah lelap tertidur di ranjang super besar yang muat untuk kami bertiga.
“aku mandi aah, mumpung sepi. Ya bagaimana tidak sepi, sekarang sudah menunjukkan pukul 23.30 malam. Aku meditasi selama empat jam.wow”, pujiku pada diriku sendiri sambil melirik jam dinding di kamarku
Kuambil handuk dan perlengkapan mandiku, lantas aku menuju kamar mandi untuk menyegarkan badanku kembali. Kubuka kaosku, celanaku dan semua yang melekat di badanku.
Byurrr.
Guyuran pertama sangat menyegarkan.
“aah nikmatnya mandi setelah melakukan aktifitas fisik yang berat”, batinku
Aku lalu mengambil sampo, dengan segera kusapukan ke rambutku sambil memijat- mijat ringan kulit kepalaku. Sedang asik- asiknya keramas, ada yang nyolek/nowel bahu kiriku dari belakang. Antara spontan dan kaget aku langsung balik badan, bermaksud melihat siapa yang nyolek bahuku karena seingatku pintu kamar mandi sudah ku kunci namun masih ada “orang, atau yang ku kira orang” di dalam kamar mandi. Alangkah malunya aku seandainya memang ternyata pintu kamar mandi lupa tidak aku kunci.
Begitu aku balik badan
“astaga..!!!”, pekik ku setelah melihat apa yang berdiri di depanku
Sesosok mahluk dengan tinggi kurang lebih sama denganku, memakai baju adat jawa berwarna hijau (istilahnya kemben) sebatas payudara, pakaiannya hijau, lalu memakai penutup kepala yang juga berwarna hijau. Kulitnya hijau bersih, wajahnya cantik karena aku yakin dia berjenis kelamin wanita, serta memakai konde/sanggul yang juga dililit oleh kain berwarna hijau.Namun sayang sungguh sayang, ada sesuatu yang membuatku bergidik merinding.Bulu kudukku berdiri sebagai respon bahwa wanita yang ada di depanku ini bukanlah manusia, karena aku melihat setengah wajahnya gosong dan masih menunjukkan tanda- tanda bahwa itu luka baru.
“lihat apa yang kamu lakukan dengan mukaku! Ini terkena jurusmu!!!”, teriak mahkluk itu padaku.
Sungguh aku merasa kaget dan takut. Tanganku gemetaran, badanku gemetaran. Bayangkan saja seandainya anda berada sendirian di kamar mandi, kemudian dengan kepala masih penuh busa sampo, sementara di depan anda berdiri sesosok mahkluk halus dengan muka yang setengah gosong berteriak sambil melototkan kedua matanya pada anda. Apakah aku harus lari dalam keadaan tidak memakai baju untuk menyelamatkan diri dari pemandangan seram di dalam kamar mandi itu?
Dan yang terjadi selanjutnya adalah ternyata aku memilih menyelesaikan mandiku yang masih setengah jalan. Cepat- cepat kupakai bajuku dan sesegera mungkin kembali ke kamar. Walaupun di dalam kamar keadaanku masih syok antara takut dan kaget, tapi setidak- tidaknya masih ada dua manusia yang bisa kulihat untuk sedikit menurunkan ketakutanku.
Ini adalah pengalaman pertamaku melihat langsung penampakan hantu dengan mata terbuka. Tak pernah kubayangkan kalau aku akan melihat mereka dengan mata kepalaku sendiri, bahkan mendengar suara mereka dan melakukan komunikasi langsung. Pengalaman pertama ini cukup membuat seluruh badanku gemetar ketakutan, dan tak bisa dipungkiri kalau aku mengalami trauma mandi di kamar mandi sendirian. Memang memalukan dan tidak pantas untuk ditiru, tetapi selama seminggu setelah kejadian malam itu, aku tak pernah mengunci kamar mandi saat aku berada di dalamnya. Lebih baik orang melihatku sedang mandi, dari pada terkunci di kamar mandi berdua bersama hantu.